arsiparis

melihat kebelakang, ternyata aku seorang arsiparis.

Kalisya Ainun
3 min readMay 23, 2022

siang tadi aku membongkar kardus berisi buku-buku lamaku, dan kutemukan buku-buku masa smp. ada banyak buku di sana, tapi yang paling menarik adalah buku harianku. tertanggal tulisan pertama adalah 14 oktober 2015 — kelas 2 smp — dan tulisan terakhir adalah tentang malam perpisahan terakhir sebelum wisuda smp di halaman asramaku.

buku harianku tahun 2015–2017

kubaca-baca lagi buku harianku, dan aku cukup terkejut dengan tulisan-tulisanku. ternyata aku menulis banyak hal dengan cukup detail. aku bisa menulis 5 lembar dalam satu malam, menceritakan tentang apa yang kualami pada hari itu. selain cerita harian, aku menemukan banyak sekali petuah yang kutulis dari diriku sendiri, untuk diriku sendiri. jika dibandingkan dengan hari ini, rasanya aku tujuh tahun yang lalu jauh lebih bijak dan lebih giat, yah, dalam menulis? 😂

hal-hal mengejutkan lain yang kutemukan dalam buku harianku adalah tempelan berbagai potongan kertas yang jika kulihat sekarang mengingatkanku pada memori-memori kehidupan asrama.

contohnya potongan kertas yang ini. sepertinya ini adalah kertas dari pembungkus hadiah untuk lomba pembaca kamus bahasa arab dan bahasa inggris tercepat di asrama. aku ingat menjadi pemenang setelah beberapa pertanyaan babak final harus diganti karena vocab yang tidak bisa aku dan peserta lain temukan dalam kamus.

percaya enggak percaya, ini adalah potongan struk bus transjogja pada tahun 2017. aku dan teman-temanku memutuskan untuk jalan-jalan ke jogja setelah ujian nasional smp kala itu, mumpung diberi waktu libur oleh asrama selama satu minggu. waktu itu tarifnya masih Rp2.700 setiap naik, dan kami membayar manual menggunakan uang kertas kepada mbak-mbak yang jaga di shuttle transjogja setiap mau menaiki bus.

dan foto di atas ini adalah tiket bioskop saat aku menonton film bersama teman-teman (masih) saat libur ujian nasional smp. walaupun tulisannya sudah memudar, aku masih ingat sekali kalau aku menonton film Alien: Covenant (2017) yang punya rating usia 17, padahal aku masih berusia 15 tahun kala itu (bukan perbuatan baik, jangan ditiru). sepanjang film, kami cuma bisa melongo sambil agak kebingunan karena faktanya, film itu merupakan sekuel dari film Prometheus (2012) yang nyatanya belum pernah kami tonton sebelumnya.

kalau melihat banyaknya memori yang kusimpan dalam buku harianku, aku sangat bersyukur karena telah menyimpannya. aku bisa melihat values yang kumiliki saat itu. ternyata itulah yang kupikirkan saat umurku 15.

harapan-harapan yang kumiliki, masa depan yang kuimpikan, tertulis dengan jelas disana. bahkan target waktu kapan cita-cita itu harus terwujud. mungkin mimpi-mimpi itu terdengar tak realistis untuk aku yang kini sudah 20 tahun, tetapi aku jadi merasa kecil jika mengingat aku yang dulu adalah seseorang yang sangat bersemangat dan punya mimpi yang besar. aku malu dengan aku yang dulu, karena kini selalu punya keraguan setiap mau memutuskan suatu hal.

aku ingin kembali punya keberanian untuk bermimpi besar seperti aku tujuh tahun yang lalu.

untukmu, kalisya yang berusia 15 tahun, terima kasih telah menjadi arsiparis untuk dirimu di usia 20 tahun.

ditulis 23 Mei 2022

Halo! Aku Kalisya, dan aku sedang berpartisipasi dalam program 31 Hari Menulis Kreatif bersama teman-temanku dari Ilmu Komunikasi UGM angkatan 2021. Kedepannya, aku akan menulis berbagai hal seperti pengalaman, review, keresahan anak kuliah, dan masih banyak lagi. Terima kasih sudah meluangkan 3 (tiga) menitnya untuk membaca tulisanku! I hope you can gain something from this very-three-minutes. See you!

--

--

Kalisya Ainun

banyakan tentang self-reflection, jangan cari ilmu di sini